I want a simple, happy and meaningful Life

I want a simple, happy and meaningful Life

Aku bukanlah orang yang memiliki mimpi untuk menjadi sukses, kaya raya, pejabat, high achiever dan lain-lain

Satu-satunya yang aku inginkan dalam hidupku adalah menjadi berguna untuk orang lain, memiliki hidup yang  utuh dan dipenuhi kehangatan, sepenuhnya

Pertanyaannya : "Tapi kamu ikut lomba-lomba dan coba seleksi beberapa hal put? Bahkan kamu saat ini sedang exchange di NTU dan coba lomba-lomba yang lain? Itu kan namanya high achiever."

Lalu aku akan menjawab

"Tapi di dunia ini, hal yang paling aku benci adalah membuang waktuku secara sia-sia dan tidak memanfaatkan otakku secara maksimal karena waktu dan otak adalah anugerah sangat indah dari Allah swt. "

Jadi aku menggunakan waktuku untuk melakukan hal-hal yang aku suka, hobi-hobiku. Aku juga memanfaatkan otak kita yang luar biasa ini untuk belajar tentang hal-hal keren di muka bumi ini. Aku bukanlah orang yang keren, tapi aku merasa keren ketika aku menunjukkan ke orang-orang rumus-rumus di slide kuliah teknikku. Kombinasi angka dan huruf yang tidak dimengerti orang lain.

Tapi pada akhirnya aku terjerumus oleh daya pikat lomba-lomba dan bersaing sehingga aku melupakan impian awalku, untuk berbagi. Inilah hal yang paling aku sesali di semester 4 ku kemarin. Aku terlalu sibuk untuk hal-hal lain sehingga aku meninggalkan kegiatan-kegiatan di desa, panti, dan kegiatan sosial lainnya. Aku membenci diriku sendiri untuk itu dan aku sangat sedih karenanya.

Mau tau anugerah yang lebih indah daripada waktu dan otak?

Jawabannya adalah Hati, hati yang penuh dengan kasih sayang, ketulusan dan senantiasa mengharapkan kebahagiaan orang lain.

Dunia ini menawarkan banyak hal untuk kita, hal-hal yang tidak terbatas jumlahnya. Ketika kita selesai mencapai satu hal, akan muncul hal yang lain. Jadi kapan kita akan ada waktu untuk berbagi dengan orang lain? Tidak ada. Yang kita lakukan hanyalah menemukan alasan demi alasan untuk absen dari kegiatan berbagi hingga akhirnya hati ini akan menjadi dingin dan gersang.

Dan tanpa kita sadar, kita sudah semakin tua dan tua sebelum akhirnya pergi meninggalkan dunia ini.

Itulah mengapa di semester depan aku memutuskan untuk menurunkan prioritasku terhadap kompetisi dan menaikkan prioritas kegiatan sosial.

Aku memutuskan untuk berbagi.

Karena aku takut waktu tidak bersahabat lagi denganku dan pergi meninggalkanku.